Minggu, 10 Desember 2017

Metode Reorder Point

Menurut Dermawan Sjahrial (2012:200) Jumlah persediaan yang harus tetap ada pada saat pemesanan dilakukan disebut dengan titik pesan kembali (Reorder Point ).
Sedangkan menurut Sudana (2011:227) Pada tingkat persediaan berapa pemesanan harus dilakukan agar barang datang tepat pada waktunya disebut dengan Reorder Point  (ROP).
Reorder Point ialah titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu tepat pada waktu dimana persediaan diatas safety stock sama dengan nol.

 Dalam penentuan/penetapan Reorder Point kita harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
a.       Lead Time. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara barang yang dipesan hingga sampai diperusahaan.
b.      Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu (Procurement Lead Time)
c.       Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan barang minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku

Dari ketiga faktor di atas, maka reorder point dapat dicari dengan rumus berikut ini : 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_eMcc0_B7JagzJNttqUQpeRqvV9a3Ujh_i2HoG6mH36rRCNlHVjfNJ0R_G4sBjfXmakav13EkrtTzl9FY38lpXX1qv0wt8Io7GHsBIku4QXXbnvG9qyp6278K5-5QRPbJboRIV7qHQ62J/s320/ROP.bmp

Keterangan :
                         LT  = Lead Time
                         AU = Penggunaan bahan baku
                        SS  = Safety Stock


Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan :
1)      Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan persentase tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama lead time dan ditetapkan bahwa lead timenya adalah 6 hari, sedangkan kebutuhan barang setiap harinya adalah 3 unit/hari.
ROP                =    (6 x 3) + 50% (6 x 3)
                                                =    18 +  9
                                                =    27 unit
2)      Dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari.
ROP                =    (6 x 3)  +  (4 x 3)
                                                =    18  +  12
                                                =    30 unit

Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah pada jumlah 30 unit, ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan tinggal 30 unit.

Terdapat dua system yang dapat diterapkan untuk menentukan kapan pemesanan kembali diadakan, yaitu :
1.     Sistem Quantity Reorder Point (Q/R System)
Yang dimaksud dengan System Quantity Reorder Point adalah jumlah persediaan yang diorder kembali sangat tergantung pada kebutuhan persediaan untuk proses konversi, pada kenyataannya penggunaan persediaan bahan tidak pernah konstan dan selalu bervariasi.
2.      Sistem Persediaan Periodik
Sistem ini merupakan cara pemesanan secara Interval Waktu Konstan (setiap; Minggu, Bulan, atau Triwulan, dsb), tetapi jumlah pesanan bervariasi tergantung pada berapa jumlah penggunaan bahan antara waktu pesanan yang lalu dan waktu pemesanan berikutnya. Oleh sebab itu berdasarkan interval waktu yang tetap maka pesanan kembali (reorder point) dilakukan tanpa memperhatikan jumlahpersediaan yang masih ada.




Penentuan Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point) Persediaan Barang Dagangan

Dilihat dari contoh masalah pada PT. FastFood Indonesia cabang Medan, diketahui juga bahwa permintaan persediaan Pepsi Cola setiap penggunaannya di asumsikan 3 BIB dan waktu tunggunya adalah 5 hari, maka titik pemesanan ulangnya dapat ditentukan yaitu :
d          =  3 BIB
L          =  5 hari

Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan :
a.       Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan persentase tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 60% dari penggunaan selama lead time dan dtetapkan bahwa lead timenya adalah 5 hari, sedangkan kebutuhan barang setiap harinya adalah 3 BIB/hari.
ROP                             =    (5 x 3) + 60% (5 x 3)
             =    15 +  9
                                                 =    24 BIB
b.      Dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari,
ROP                =    (5 x 3)  +  (4 x 3)
                                                =    15  +  12
                                                =    27 BIB

Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah pada jumlah 27 BIB, ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan tinggal 27 BIB. Untuk titik pemesanan ulang atau Reorder Point seperti pembahasan diatas yaitu pada saat Pepsi Cola tinggal 27 BIB artinya adalah pesanan persediaan barang akan dilakukan kembali ketika tingkat persediaan Pepsi Cola tersisa 27 BIB.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar